Jumat, 29 Mei 2015

AYAH......



Ayah,
Masih bisa kuingat tatapan lembut dalam bingkai yang mengantarku ke masa lalu
Melintas bayang ke saat itu…
Saat kau terbaring lemah, saat kau sabar menghadapi lara meski dengan nafas yang tersisa..
Duka yang kau simpan, lebur dalam senyuman.
Kau yang tegar melawan pilu, meski maut menantimu.
Melewati detik yang menghatam harapan
Dimana saat jeritan tangis menjadi irama yang mengiringi kepergianmu
Hari ini, mata kembali tidak dapat membendung linangannya
Selaras detik demi detik berjalan, sejalan dengan menit demi menit yang terus berlalu, seiring dengan jam demi jam yang terus bergulir, seirama dengan waktu yang terus menunjukkan kekejamannya, tanpa terasa sudah hampir tiga tahun berlalu.
Ayah,
Sejak kepergianmu, hari-hariku terasa begitu sepi
Dan hatiku masih sangat merindukanmu, ayah..
Perkataanmu saat detik-detik kepergianmu masih terngiang di telinga ini
Terayun lemah ruas jemariku saat menggores sketsamu di anganku